Selasa, 09 Agustus 2011
NAZAR DALAM ISLAM
Selasa, 07 Juni 2011
Mengakui Diri Selalu Mencintai Nabi
Arah kebaikan tidak ditentukan dengan banyaknya asset yg kita miliki, sedangkan keburukan belum tentu dipengaruhi lingkungan yg munafik.
Islam sendiri membuka pintu pemahaman yang seluas-luasnya bagi ummat Nabi yang mau belajar mengenai hakikat ilahi serta hakikat nubuwwah. kepedulian terhadap hamba Allah yg miskin Syawq (cinta transenden) namun tinggi hubbuddunya ini menandakan bahwa syariah (aturan yg bersifat mengikat) secara proses meningkatkan kualitas pribadi dan penjagaan diri dari gempuran akidah yg menyimpang
Rasulullah SAW bersabda “Rendahkanlah hatimu untuk sesamamu, janganlah seorang dari kamu membanggakan dirinya di atas siapa saja dari sesamamu, dan janganlah seseorang dari kamu bertindak aniaya terhadap sesamamu”
”Seseorang adakalanya beramal kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan Syurga hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketentuan Illahi, ia ditetapkan sebagai penghuni Neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-perbuatan amal penghuni Neraka, sampai ia masuk ke dalam Neraka. Seseorang adakalanya beramal kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan Neraka hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketetapan Illahi, ia ditetapkan sebagai calon penghuni Syurga, sampai ia masuk ke dalam Syurga”.
“Bersabar itu akibatnya adalah positif. Allah akan selalu memberi akibat positif bagi seorang yang bersabar. Alhamdulillah apa yang dikehendaki Allah pasti akan ditentukan, dan apa yang akan dilaksanakan Allah, maka akan terlaksana”.
Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas